4 Model Rumah Bergaya Eropa yang Artistik

Apabila anda berkesempatan untuk mendesain rumah idaman anda, rumah seperti apa yang ingin anda wujudkan? Gaya arsitektur manakah yang anda jadikan inspirasi? Barat atau Timur? Modern atau tradisional? Selain itu, perlu dipertimbangkan pula dalam memilih jenis-jenis lantai, macam-macam dinding rumah, cat dasar tembok, jenis kusen jendela hingga jenis-jenis grill rumah.

Berikut rumah bergaya Eropa berdasarkan trend arsitektur pada masanya yang bisa menambah pengetahuan dan memberi inspirasi dalam mendesain rumah impian anda.

1. Roman

Rumah bergaya Eropa yang pertama terinspirasi dari arsitektur Romawi yang melanjutkan peninggalan para arsitek Yunani sebelumnya. Para Roman (sebutan bagi orang-orang Romawi) menunjukkan rasa hormat pada tradisi dengan mempertahankan tatanan arsitektur yang sudah mapan, terutama di Korintus, yang terbukti di banyak gedung publik besar mereka.

Namun demikian, orang-orang Romawi juga merupakan inovator yang hebat. Mereka dengan cepat mengadopsi teknik konstruksi baru, menggunakan bahan-bahan baru, dan secara unik menggabungkan teknik yang ada dengan desain kreatif untuk menghasilkan struktur arsitektur baru seperti basilika, lengkungan kemenangan, saluran air monumental, amfiteater, bangunan lumbung, dan blok perumahan.

Salah satu karakteristik bangunan Roman adalah kolom Tuscan, terutama yang digunakan dalam arsitektur domestik seperti peristyle dan verandah (beranda). Kolom terus digunakan bahkan ketika sudah tidak lagi diperlukan untuk memberikan tampilan tradisional dan familiar pada bangunan. Ketika Kekaisaran meluas, gagasan dan pengrajin mulai merambah ke dalam industri arsitektur Romawi, yang sering menggunakan bahan-bahan yang mereka kenal seperti marmer pada konstruksi. Yang paling umum digunakan dari Italia adalah marmer Carrara (Luna) dari Tuscany.

Selain marmer, batu kapur putih travertine juga digunakan untuk konstruksi, terutama untuk ukiran. Kapur putih memiliki kekuatan menahan beban yang membuatnya menjadi pengganti marmer favorit di kalangan arsitek Romawi sejak abad ke-1 SM, terutama digunakan untuk paving, kusen pintu dan jendela, dan tangga.

2. Renaissance

Rumah bergaya Eropa berikutnya terinspirasi dari arsitektur Renaissance. Arsitektur Renaissance adalah arsitektur Eropa antara awal abad ke-15 dan awal abad ke-17. Arsitektur Renaissance menunjukkan kebangkitan dan pengembangan elemen tertentu dari pemikiran klasik dan budaya material, terutama simetri dan tatanan klasik. Secara gaya, arsitektur Renaissance datang setelah periode Gothic dan digantikan oleh Baroque. Selama High Renaissance, konsep arsitektur yang berasal dari zaman dahulu klasik dikembangkan dan digunakan secara lebih luas.

Arsitektur Renaissance mengadopsi fitur-fitur yang jelas dari arsitektur Romawi klasik. Namun, bentuk dan tujuan bangunan telah berubah dari waktu ke waktu. Denah bangunan Renaissance biasanya memiliki tampilan persegi dan simetris di mana proporsi biasanya didasarkan pada modul. Fitur utama dari struktur abad ke-16, yang menggabungkan teknik Romawi klasik dengan estetika Renaissance, didasarkan pada beberapa konsep arsitektur dasar fasad, kolom dan pilaster, lengkungan, kubah, kubah, kubah, jendela, dan dinding.

3. Palladian

Arsitektur Palladian adalah gaya arsitektur Eropa yang berasal dari desain arsitek Italia Andrea Palladio (1508-1580). Istilah “Palladian” biasanya mengacu pada bangunan dengan gaya yang terinspirasi oleh karya Palladio sendiri. Apa yang diakui sebagai arsitektur Palladian saat ini adalah evolusi dari konsep asli Palladio. Evolusi Palladianisme sebagai salah satu gaya arsitektur Eropa dimulai pada abad ke-17 dan terus berkembang hingga akhir abad ke-18.

Palladio sering membuat ketinggian vilanya setingkat fasad kuil Romawi. Pengaruh candi, sering kali dalam desain salib, kemudian menjadi ciri khas dari karyanya. Vila Palladian biasanya dibangun dengan tiga lantai lantai dasar, yang berisi kamar kecil; di atasnya, piano nobile, yang diakses melalui serambi dengan tangga eksternal, berisi ruang utama dan kamar tidur; dan di atasnya adalah lantai mezzanine rendah dengan kamar tidur sekunder. Proporsi setiap kamar di dalam vila dihitung berdasarkan rasio matematika sederhana seperti 3: 4 dan 4: 5, dan berbagai ruangan di dalam rumah itu saling terkait oleh rasio-rasio ini. Arsitek sebelumnya telah menggunakan formula ini untuk menyeimbangkan fasad simetris tunggal, namun desain vila Palladio secara keseluruhan biasanya persegi.

4. Early Modern

early-modern

Arsitektur early modern atau modern awal dimulai dengan sejumlah gaya bangunan dengan karakteristik yang sama, terutama penyederhanaan bentuk dan penghapusan ornamen. Gaya arsitektur ini pertama kali muncul sekitar tahun 1900. Tiga gaya paling terkenal dari periode Modern Awal adalah Ekspresionis, Art Deco, dan Gaya Internasional.

Gaya Ekspresionis dirancang untuk membangkitkan perasaan batin dan emosi yang ekstrem. Bangunan yang dibuat dengan gaya ini dirancang agar menonjol diantara struktur di sekitarnya. Arsitek sering menggunakan bentuk terdistorsi yang tidak biasa dan menggabungkan teknik bangunan inovatif menggunakan bahan-bahan seperti batu bata, baja, dan kaca. Gaya Art Deco adalah salah satu yang paling mudah dikenali karena penampilannya yang tajam dan detail geometris yang begitu istimewa.

Atap datar, dinding halus dengan tepi bundar, dekorasi eksterior yang tajam seperti zig-zag, serta eksperimen terhadap material interior adalah beberapa karakteristik dari Art Deco. Gaya Internasional memiliki karakteristik umum berbentuk bujur sangkar dan ruang interior terbuka. Untuk karakteristik material konstruksi, Gaya Internasional umumnya menggunakan kaca dan baja untuk dikombinasikan dengan beton bertulang yang biasanya kurang terlihat.

Demikian rumah bergaya Eropa yang perlu anda ketahui. Semoga menginspirasi.