8 Keunikan Rumah Adat Tongkonan Khas Tana Toraja

rumah adat tongkonan

Apakah Anda pernah berjalan-jalan ke Sulawesi Tengah? Jika belum, mungkin Anda sudah pernah mendengar daerah yang dinamakan Tana Toraja. Tentu saja ini daerah yang sangat terkenal di Indonesia. Ada banyak ciri khas yang bisa ditemukan di daerah ini selain kopi Toraja yang sangat lezat itu. Rumah khas Toraja dinamakan dengan rumah Tongkonan. Rumah ini hanya ada di Sulawesi Tengah.

Jika dilihat lagi maka Indonesia memang sangat kaya dengan adat istiadat. Semua daerah di Indonesia memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda. Setiap adat memiliki latar belakang kebudayaan dan kepercayaan yang berbeda juga. Namun tidak ada salahnya untuk menganggap itu sebagai kelebihan Indonesia. Jika biasanya Anda sudah mengenal berbagai jenis-jenis rumah tinggal dengan konsep modern atau minimalis, maka sekarang saatnya belajar tentang rumah adat. Berikut ini akan kami jelaskan secara detil mengenai keunikan rumah adat tongkonan khas Tana Toraja.

  • Memiliki tiga lapisan segi empat

Jika dilihat memang bentuk rumah Tongkonan sangat berbeda dan unik. Rumah ini terdiri dari tiga lapisan yang lengkap dengan bentuk segi empat. Ternyata ciri khas ini memiliki nilai budaya yang masih dipegang hingga saat ini. Kepercayaan ini mengacu pada kehidupan, kelahiran, pemujaan dan kematian. Setiap lapisan dipercaya lagi memiliki gambaran yang erat mengenai hubungan antara mahluk mikro dan makro. Desain dari setiap tongkonan yang ada arah khusus yaitu menghadap utara yang artinya sebagai awal kehidupan. Tentu saja jika dihubungkan maka memang agak mirip dengan feng shui rumah agar rejeki lancar.

  • Terdiri dari 3 tingkat

Dalam rumah tongkonan ternyata juga masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu 3 tingkat. Setiap tingkat berhubungan dengan fungsi yang berbeda. Tingkat yang pertama disebut dengan istilah Rattiang Banua atau bagian atas. Fungsinya adalah untuk menyimpan semua benda sakral atau benda pusaka milik penduduk.

Bagian atap dari rumah ini berasal dari jalinan rotan dan ijuk yang menggunakan penyangga utama dari bambu. Karena faktor inilah akhirnya rumah tongkonan memiliki umur yang sangat lama dan jarangan rusak. Pastinya saat awal berdirinya dulu belum tahu tentang pondasi rumah panggung. Kelemahan rumah ini hanya jika terjadi bencana alam yang merusak tanah maka rumah biasanya akan terdampak.

Kemudian pada bagian ruang tengah maka digunakan sebagai tempat tinggal keluarga dan juga tidur untuk anak-anak. Kemudian terkadang jika ada acara adat maka digunakan untuk tempat sesaji. Hal ini paling sering ditemukan pada saat adanya upacara persemayaman jenazah leluhur. Kemudian untuk bagian bawah atau sulluk banua digambarkan sebagai kolong rumah. Bagian ini yang paling sering digunakan untuk menyimpan peralatan rumah tangga, alat pertanian dan juga hewan.

  • Ada ukiran dinding khas Toraja

Meskipun tidak mengikuti adanya desain ruang tamu minimalis, tapi rumah tongkonan sudah mempertimbangkan estetika keindahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya ukiran dinding yang berasal dari tanah liat. Ukuran ini akan memiliki empat warna yang berebda yaitu kuning, merah, hitam dan putih.

Setiap warna memiliki arti dan tujuan yang berbeda. Merah menjadi lambang dari kehidupan manusia. Kemudian kuning menjadi kekuatan adanya dunia dan sang pencipta. Lalu warna putih melambangkan tanda suci dan sementara hitam menjadi lambang duka, sedih atau kematian. Jika dipertimbangkan lagi maka itu warna yang berhubungan dengan tahapan manusia.

  • Arah

Arah rumah ternyata tidak hanya berhubungan dengan ciri-ciri rumah sehat tapi juga dengan kehidupan manusia. Penduduk di Toraja menganggap bahwa arah angin memiliki hubungan yang sangat sakral dengan manusia. Dimana arah Utara dianggap sebagai awal dari kehidupan manusia. Juga ada kepercayaan bahwa arah utara juga berhubungan dengan kekuatan dari Tuhan. Sementara arah timur menjadi lambang awal kehidupan atau sumber energi manusia. Lalu arah barat atau Matampu menjadi arah yang melambangkan kematian atau kesusahan. Dan arah selatan menjadi ciri dari adanya pantat langit atau kejahatan dan tempat tinggal dari roh jahat dalam kehidupan.

  • Hiasan tanduk kerbau

Dalam rumah juga ada hiasan tanduk kerbau yang dianggap sebagai salah satu bagian yang sangat sakral dalam kehidupan. Kerbau dianggap sebagai binatang yang unik dan memiliki martabat yang tinggi bagi masyarakat Toraja. Tanduk kerbau bahkan bisa melambangkan adanya kelas sosial karena itu biasanya hiasan ini diletakkan di bagian depan rumah. Jika sebuah rumah dihuni oleh orang dengan kelas sosial yang sangat tinggi maka tanduk kerbau yang dipasang akan semakin banyak. Bahkan karena masalah kelas sosial ini tanduk kerbau juga dianggap sebagai mas kawin yang bernilai sangat tinggi.

  • Fungsinya

Rumah adat tongkonan memiliki fungsi sebagai rumah tinggal. Namun rumah ini dihuni oleh beberapa keluarga dalam satu tempat sehingga terkadang dalam satu rumah ada empat puluh orang atau lebih. Yang pasti dalam setiap rumah ini masih keluarga sehingga memiliki hubungan darah. Meskipun tinggal bersama banyak keluarga dalam satu rumah tapi kehidupan dalam rumah ini sangat rukun.

  • Nilai rumah fantastis

Rumah adat Tongkonan memang bukan jenis rumah tinggal biasa yang sederhana. Proses pembuatan rumah ini sangat rumit dan memerlukan bahan yang berkualitas tinggi. Upacara untuk membuat rumah ini juga sangat mahal. Sehingga rumah ini memiliki nilai seharga lebih dari setengah milyar rupiah.

  • Posisi rumah

Dalam satu tanah maka biasanya rumah tongkonan berhadapan dengan alang atau rumah yang digunakan untuk menyimpan hasil tani. Rumah tongkonan dianggap sebagai istri sementara rumah alang dianggap sebagai suami. Ciri khas ini dimaknai sebagai suami istri dalam menjalani kehidupan harus berjalan seimbang dan sempurna.

Itulah daftar dari keunikan rumah adat tongkonan khas Tana Toraja. Ternyata rumah tongkonan tidak hanya menjadi rumah adat tapi juga sebagai simbol kehidupan dan kebudayaan masyarakat Sulawesi Tengah.