10 Indikator Rumah Tidak Layak Huni yang Perlu Dihindari

Memiliki rumah tinggal tentu akan sangat menyenangkan. Namun ternyata tidak semua orang bisa memiliki rumah yang nyaman. Seperti yang kita tahu bahwa membeli rumah atau membangun rumah memang membutuhkan biaya yang sangat besar. Karena itu banyak juga pasangan yang melakukan cara membeli rumah dengan bantuan KPR.

Tinggal dalam rumah yang tidak layak huni sebenarnya juga memicu faktor risiko yang lebih buruk lagi. Hanya saja memang beberapa orang terpaksa tinggal dalam rumah seperti ini karena keadaan dan kondisi yang terpaksa. Jadi apa saja indikator rumah tidak layak huni yang perlu dihindari? Berikut ini penjelasan singkatnya.

  • Luas lantai kurang dari 7 meter persegi

Indikator pertama adalah dari ukuran rumah itu sendiri. Rumah dengan ukuran kurang dari 7 meter persegi sangat tidak layak untuk tempat tinggal. Bahkan rumah dengan kondisi ini biasanya lebih sering disebut dengan gubuk daripada rumah. Banyak orang yang terpaksa tinggal dalam kondisi ini karena ekonomi yang sulit dan hanya sebagai tempat tinggal sementara. Misalnya kita bisa menjumpai di tempat perkampungan pemulung yang membangun rumah seadanya dengan ukuran kurang dari 7 meter. Jelas rumah ini tidak memiliki ciri-ciri rumah sehat.

  • Tidak ada sumber air

Air menjadi bagian yang sangat penting untuk manusia. Tanpa air yang bersih maka sulit untuk menjalani kehidupan yang sempurna. Rumah dengan lingkungan yang tidak memiliki sumber air tidak masuk dalam rumah layak huni. Karena pasti ada banyak kepentingan yang membutuhkan air seperti memasak, minum, dan keperluan MCK. Sementara rumah yang sehat pasti memiliki sumber air baik itu dari sumur bor, PDAM, atau akses air yang lain seperti dari sumber pegunungan. Karena itu saat mengajukan pinjaman beli rumah maka pihak Bank juga akan menilai sumber air.

  • Tidak ada fasilitas MCK

Rumah yang tidak layak huni juga termasuk semua jenis rumah yang tidak memiliki akses MCK. Kebutuhan MCK sangat penting untuk manusia karena ini erat hubungannya dengan kebersihan rumah. Selama ini memang masih banyak orang yang melakukan MCK dari sungai dan sumber air yang lain. Dan cara ini tidak bersih karena kontaminasi dan sumber penyakit akan menyebar dengan cepat. Seperti misalnya kebiasaan buang air besar sembarangan maka akan membuat penularan berbagai penyakit menjadi sangat cepat. Ciri-ciri rumah tidak sehat ini sebaiknya memang perlu dihindari ketika akan membeli atau memilih rumah.

  • Faktor bahan bangunan

Rumah lain yang memang tidak bisa dijadikan tempat hunian misalnya adalah jenis rumah yang memiliki bahan bangunan tidak layak. Misalnya rumah yang bahan dinding kayu tidak tetap, plastik, kertas atau bekas poster. Atap rumah dari sisa daun juga dirasa memang tidak layak. Dalam kasus ini berbeda dengan rumah adat yang terkadang menggunakan bahan dari alam sebagai bahan penyusun rumah. Rumah dengan kondisi bahan bangunan tidak layak ini bisa dilihat dari rumah di perkampungan kumuh.

  • Rumah tidak memiliki akses cahaya dan udara

Rumah yang benar-benar tertutup juga tidak layak huni. Hal ini bisa dilihat dari rumah yang tidak memiliki jendela atau ventilasi. Rumah yang hanya memiliki satu pintu juga tidak layak. Ini karena jendela atau ventilasi sangat penting untuk kesehatan penduduk rumah. Jika rumah sangat tertutup maka biasanya banyak penyakit yang muncul seperti infeksi paru-paru dan alergi. Udara dan cahaya sangat penting untuk membuat rumah menjadi sehat dan nyaman.

  • Tidak ada ruangan

Ruangan rumah yang terlalu sempit maka tidak mungkin lagi akan dibagi menjadi beberapa kebutuhan ruang di rumah. Hal ini juga tidak mungkin lagi layak untuk dijadikan tempat tinggal. Rumah yang sehat biasanya memiliki ruangan yang dibutuhkan dan akses untuk ruangan juga tersedia dengan mudah. Misalnya untuk ruang tamu, ruang tidur, ruang keluarga, dapur dan kamar mandi. Jadi bayangkan jika rumah tidak memiliki ruang tersebut pasti tidak nyaman. Bahkan karena penting membagi ruang maka ada kepercayaan feng shui rumah agar rejeki lancar.

  • Lantai rumah lembab dan berair

Rumah dengan lantai yang lembab dan berair tentu juga tidak ideal untuk dijadikan rumah tinggal. Misalnya jenis rumah yang ada di tepi sungai dimana saat musim hujan maka air masuk ke dalam rumah. Atau rumah yang ada di sumber air sehingga tidak nyaman untuk ditinggali. Rumah yang sehat paling tidak memiliki lantai yang kering. Lantai bisa ditutup dengan semen atau batu bata.

  • Posisi rumah tidak aman

Jenis rumah lain yang tidak layak huni adalah rumah dengan letak yang tidak aman. Misalnya rumah yang ada di tepi jurang atau tepi sungai. Tinggal dalam rumah ini sangat menakutkan karena bencana banjir dan tanah longsor bisa terjadi kapan saja. Rumah juga biasanya tidak nyaman karena akses untuk ke lokasi lain cukup terbatas.

  • Rumah rusak

Rumah rusak juga menjadi rumah yang tidak layak huni. Misalnya seperti rumah dengan dinding yang hampir roboh, rumah dengan atap yang jebol, rumah dengan lantai yang berair dan masalah lain. Karena itu sekarang ada program pemerintah yang membantu masyarakat memperbaiki rumah dengan dana dari pemerintah. Upaya ini sangat penting untuk membangun sebuah rumah yang nyaman dan layak huni.

  • Rumah tanpa listrik

Rumah tanpa listrik sekarang juga dianggap tidak layak. Ini karena listrik menjadi kebutuhan penerangan yang paling utama. Rumah yang tidak memakai listrik biasanya menggunakan sumber penerangan dari lilin atau bahan lain. Tentu ini tidak layak karena bisa menyebabkan kebakaran dan membuat rumah tidak nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Karena itu sekarang pemerintah juga sudah memiliki program subsidi listrik untuk khusus ekonomi rendah.

Itulah berbagai indikator rumah tidak layak huni yang perlu dihindari. Semua jenis rumah yang masuk dalam kategori tersebut memang sebaiknya tidak dijadikan tempat tinggal. Karena itulah rumah termasuk kebutuhan pokok yang harus diutamakan dibandingkan kendaraan dan penampilan.