Tangga sejatinya merupakan jembatan penghubung antara dua bidang secara vertikal. Tentunya tangga biasa ditemukan pada berbagai jenis-jenis rumah tinggal yang bertingkat, seperti rumah minimalis sederhana dan berbagai desain rumah minimalis lainnya. Sebagai penghubung, peranan tangga sangatlah penting di dalam rumah. Maka dari itu, proses pembuatan tangga harus dilakukan dengan seksama dan penuh kehati-hatian. Terdapat berbagai jenis-jenis tangga rumah yang dapat digunakan. Untuk mengetahui proses pembuatan tangga, Anda dapat membaca cara membuat tangga beton bertulang dan cara membuat bekisting tangga.
Tangga rumah sebenarnya terdiri dari beberapa elemen penting. Semua elemen tersebut menjadi satu kesatuan dan masing-masing memiliki peranan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa bagian tangga beserta fungsinya, yakni :
- Ibu Tangga. Ibu tangga merupakan baian dari tangga yang memiliki fungsi sebagai pengikat atau penopang dari anak tangga. Maka dari itu, ibu tangga menjadi kekuatan utama dari konstruksi tangga. Ibu tangga dapat terbuat dari berbagai jenis kayu konstruksi, baja, besi hingga beton. ibu tangga biasanya terletak dibagian tengah maupun tepi anak tangga.
- Anak Tangga. Selain ibu tangga, dikenal pula istilah anak tangga, yakni merupakan bagian tangga yang berguna sebagai pijakan ketika hendak menuju lantai selanjutnya. Serupa dengan ibu tangga, anak tangga juga dapat terbuat dari bahan dasar kayu, baja, besi hingga beton. Anak tangga yang terbuat dari beton biasanya akan dilapisi kembali dengan menggunakan keramik dan sebagainya.
- Bordes. Bordes merupakan bagian dari tangga yang berperan sebagai tempat untuk beristirahat atau sebagai tempat pemberhentian sejenak ketika Anda hendak menaiki atau menuruni tangga. Ukuran bordes umumnya akan jauh lebih besar dari pada ukuran anak tangga itu sendiri, meskipun lebarnya tetap seragam. Bordes ini sebenarnya juga dapat dikembangkan kembali menjadi ruang mezzanine. Apa itu mezzanine? Yakni sebuah area pemberhentian sejenak yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi sebuah ruangan. Anda dapat membaca mezzanine baja ringan jika ingin mengetahui lebih lanjut.
- Railing. Pada elemen pembentuk tangga, kita juga mengenal istilah railing atau pegangan pada saat menaiki dan juga menuruni tangga. Railing ini merupakan elemen penting karena dapat membantu seseorang untuk menaiki tangga. Selain itu, railing juga merupakan aspek kenyamanan dan keamanan yang wajib terpenuhi.
- Baluster. Baluster merupakan bagian tangga yang memiliki fungsi penyangga dari railing serta berfungsi sebagai pembatas atau pagar pada bagian sisi tangga. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa aman, terlebih jika anak-anak dan lansia yang menggunakan tangga ini.
Selain beberapa elemen pembentuk tangga tersebut, terdapat faktor lain yang sangat penting diketahui agar tangga aman dan nyaman digunakan. Apakah itu? Yakni adalah tingkat kemiringan tangga. Kemiringan tangga merupakan hal yang sangat penting diketahui. Sebab jika Anda tidak mengetahui kemiringan yang tepat, maka kemungkinan besar tangga Anda tidak akan nyaman digunakan. Kemiringan sangat berpengaruh pada jumlah anak tangga yang akan dibuat. Semakin banyak anak tangganya, tangga akan menjadi tidak efisien dan penggunanya akan cepat mengalami lelah.
Cara menghitung kemiringan tangga sebenarnya cukup sederhana. Ukuran kemiringan tangga dapat dihasilkan dari perbandingan antara tinggi tangga (lantai bawah dengan lantai atas) serta panjang tangga (yakni ruang yang dibutuhkan untuk tangga). Kedua koefisien kemiringan tangga tersebut kemudian dirumuskan menjadi berikut ini :
Z = y / x
Z = koefisien kemiringan tangga
Y = tinggi tangga (cm)
X = panjang tangga (cm)
Koefisien kemiringan (z) = 1, berarti y = x dan membentuk kemiringan 45o. Berdasarkan hal tersebut, maka kemiringan tangga dibedakan menjadi sebagai berikut :
- Lantai miring 6o – 20o dengan koefisien kemiringan 0,1-0,36.
- Lantai miring 24o – 45o dengan koefisien kemiringan 0,36-0,44.
- Lantai miring 45o – 75o dengan koefisien kemiringan 0,44-1,0.
- Lantai miring 75o – 90o dengan koefisien kemiringan >3,7.
Untuk mendapatkan tangga yang ideal yakni dengan kemiringan sekitar 24o – 45o maka tinggi tangga (y) tidak boleh lebih besar dari pada nilai panjang tangga (x). Dimana nilai maksimal y = x tangga yang terlalu landai (y jauh lebih kecil daripada x) juga tidak memberikan rasa nyaman yang cukup, sebab kaki akan dengan terpaksa menaiki undakan anak tangga yang jauh lebih banyak dengan ketinggian tertentu.
Contoh adalah, jika Anda hendak membuat tangga di rumah dengan panjang tangga sekitar 6 meter dan ketinggian 3.5 meter, maka kemiringan tangga tersebut akan di dapatkan sebagai berikut :
Diketahui :
X = 600 cm
Y = 350 cm
Ditanya : Z atau koefisien kemiringan tangga?
Jawab :
Z = y / x = 350/500 = 0.7, maka kemiringan lantai Anda termasuk ke dalam 45o – 75o dengan koefisien kemiringan 0,44-1,0.
Demikianlah beberapa tips dan trik sebagai cara menghitung kemiringan tangga yang baik dan benar serta wajib Anda ketahui dan pelajari. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!